Selasa, 31 Januari 2023

Materi PAI kelas X

 

Pend. Agama Islam

 

MATA PELAJARAN

PEND.AGAMA ISLAM

GURU

Yahya S.Pd.I

KELAS

10 IPS 2 

KD.3.8 SUMBER HUKUM ISLAM

Menganalisis kedudukan Al-Alqur’an, hadist dan ijitihad ulama sebagai sumber hukum Islam.

4.8 mendiskripsikan macam-macam sumber hukum Islam

Tujan pembelajaran:

1.      Meyakini al-Qur’an, Hadis dan ijtihad sebagai sumber hukum Islam.

2.      Menunjukkan perilaku ikhlas dan taat beribadah sebagai implemantasi pemahaman terhadap kedudukan al-Qur’an, Hadis, dan ijtihad sebagai sumber hukum Islam.

3.      Menganalisis kedudukan al-Qur’an, Hadis, dan ijtihad sebagai sumber hukum Islam.

4.      Mendeskripsikan macam-macam sumber hukum Islam.

 

 

Assalamualaikum wrwb

Appersepsi:

a.      Sebutkan syarat-syarat menuntut Ilmu!

b.      Apa janji Allah Swt bagi seorang yang menuntut Ilmu Agama?

c.    Apa arti kata berikut!

يفقه في الدين

سهل الله له به طريقا

Materi Pembelajaran:

a.      Meneliti secara lebih mendalam pemahaman Q.S. al-Isrā’/17:9 dan Q.S. an- Nisā/4:59, 105 tentang al-Qur’ān, hadis dan ijtihād sebagai sumber hukum Islam, dengan menggunakan ICT.

b.      Menyajikan model-model jenis cara membaca indah ayat-ayat al-Qur’ān tentang al-Qur’ān sebagai pedoman hidup.

c.       Menjelaskan makna isi al-Qur’ān, hadis dan ijtihād sebagai sumber hukum Islam dengan menggunakan ICT.

d.      Memberikan tambahan bacaan ayat al-Qur’ān dan hadis-hadis yang mendukung lainnya, tentang al-Qur’ān, hadis dan ijtihād sebagai sumber hukum Islam.

e.      Meneliti secara lebih mendalam bentuk perilaku tentang, Q.S. al-Isrā’/17:9 dan Q.S. an-Nisā/4:59, 105 sebagai dasar dalam menjadikan al-Qur’ān sebagai pedoman hidup dan sumber hukum Islam dengan menggunakan IT.

f.        Memberikan contoh-contoh perilaku, berdasarkan bacaan ayat al-Qur’ān dan hadis-Hadis lainnya yang mendukung dan menjadikannya sebagai sumber hukum dan pedoman hidup.

Penutu:

1.      Apa saja sumber-sumber hukum dalam Islam?

2.      Apa definisi dari hukum-hukum berikut!

a.      Wajib

b.      Sunnah

c.       haram

d.      halal..dst.

 

 

Materi PAI kelas XI

 Nama Guru           : Yahya , S.Pd.I

Mata Pelajaran      : PAI
Kelas.                       : XI IPA 1 & 2

Pertemuan             : ke  5
Kode KD                  : 3.7 menganalisis        pengurusan jenazah 

4.7 menyajikan prosedur penyelenggaraan jenazah 

Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat memahami pengurusan jenazah  dan dapat di amalkan dalam kehidupan sehari-hari 

I.    PERAWATAN JENAZAH

Kewajiban kaum muslimin terhadap jenazah ada empat yaitu: memandikan, mengkafani, mensolatkan dan menguburkan.  Adapun hukumnya adalah fardhu kifayah.
a.    Memandikan Mayat
Syarat jenazah yang harus dimandikan :
Ä  Mayat  itu orang muslim.
Ä  Didapati tubuhnya walaupun sedikit.
Ä  Jenazah itu bukan mati sahid.
Cara memandikan Mayat
1)    Mayat diletakkan pada tempat yang tinggi seperti balai-balai atau ranjang dan ditempat yang sunyi, tidak banyak orang masuk atau keluar.
2)    Siapkan air secukupnya. Disunatkan air dicampur dengan daun bidara atau suatu yang dapat menghilangkan daki seperti sabun. Sebagian air dicampur kapur barus untuk digunakan pada siraman terakhir nanti.
3)    Mayat diberi pakaian mandi yang tertutup aurotnya sejauh tidak menyulitkan orang yang memandikan.
4)    Mengeluarkan kotoran dari dalam perutnya serta kotoran-kotoran dibagian tubuh yang lain dengan cara yang halus dan sopan.
5)    Bersihkan mulut dan giginya, barulah dibasuh kepalanya seraya disisir rambut dan jenggotnya jika ada lalu di baringkan ke sebelah kiri untuk dibasuh sebelah kanannya, sesudah itu baringkan ke sebelah kanan untuk dibasuh sebelah kirinya. Serangkaian pekerjaan tersebut dihitung satu kali basuhan dan di-pandang cukup, namun disunahkan 3 kali atau 5 kali.
Rasulullah SAW bersabda :

عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ دَخَلَ عَلَيْنَ الَّنَبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ إِغْسِلْنَهَا ثَلاَ ثًا اَوْ خَمْسَ اَوْ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ إِنْ رَأَيْتُنَّ ذَلِكَ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ وَاجْعَلْنَ فِى الأَ خِيْرَةِ كَا فُوْرًا (رواه البخارى ومسلم

Artinya :”Dari Ummu Atiyah ra., datang kepada kami sewaktu kami memandikan putrid beliau, kemudian beliau bersabda : mandikanlah ia 3 kali atau 5 kali atau lebih kalau kamu pandang lebih baik dari itu dengan air atau daun bidara dan basuhlah yang terakhir dengan dicampur dengan kapur barus”.(HR. Bukhori dan Muslim)

6)    Meratakan air keseluruh badan jenazah dari atas kepala sampai ke kaki.
7)    Mewudhukan jenazah.
8)    Dikeringkan dengan kain handuk

Orang yang berhak memandikan Mayat
Ø  Suami atau istri mayat dan muhrimnya.
Ø  Bila muhrimnya tidak ada, maka bisa diserahkan  kepada orang yang mengerti dan dipercaya.
Ø  Jenis kelaminnya sejenis dan jika tidak ada muhrim atau yang sejenis dengan si mayat maka boleh ditayamumkan

b.  Mengkafani  Mayat
Hukum mengkafani mayat adalah fardhu kifayah atas orang hidup.
Syarat mengkafani mayat
Ø  Sekurang-kurangnya satu lapis yang menutup seluruh tubuhnya.
Ø  Mengkafaninya sesudah dimandikan.
Ø  Diutamakan berwarna putih. Bagi laki-laki disunatkan 3 lapis yang terdiri dari kain sarung dan dua lapis yang menutup seluruh tubuhnya. Sedangkan bagi perempuan disunahkan 5 lapis yaitu : kain basahan (kain bawah), selembar kerudung (tutup kepala), selembar baju kurung dan tiga lapis yang menutup seluruh tubuh.
Cara Mengkafani mayat :
Jika mayatnya laki-laki,
Dihamparkan sehelai-sehelai dan ditaburkan di atas tiap-tiap lapis itu harum-haruman seperti kapur barus dan semacamnya, lalu mayat diletakkan di atasnya, sesudah diberi kapur barus dan sebagainya kedua tangannya disedekapkan seperti sholat, kemudian kain dibungkuskan lapis demi lapis.Pada bagian kaki, perut dan kepala diberi ikat (tali) dari kain putih.
Jika mayatnya perempuan,
Dilakukan seperti tersebut diatas hanya pada tubuh mayat dipakaikan kain basahan (kain bawah), baju dan tutup kepala (kerudung). Khusus bagi orang yang meninggal dalam keadaan ihrom haji/umroh tidak boleh diberi harum-haruman dan tutup kepala.
Yang wajib menanggung kafan
      Diambilkan dari harta si mayat
      Bila tidak meninggalkan harta warisan maka dibebankan kepada orang yang  memelihara sewaktu hidup.
      Apabila mayat tidak ada yang menanggung maka diambilkan dari baitul maal.


Praktek pengurusan jenazah

Senin, 30 Januari 2023

Materi PAI kelas XI

 Nama Guru           : Yahya , S.Pd.I

Mata Pelajaran      : PAI
Kelas.                       : XI IPA 1 & 2

Pertemuan             : ke  5
Kode KD                  : 3.7 menganalisis        pengurusan jenazah 

4.7 menyajikan prosedur penyelenggaraan jenazah 

Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat memahami pengurusan jenazah  dan dapat di amalkan dalam kehidupan sehari-hari 

I.    PERAWATAN JENAZAH

Kewajiban kaum muslimin terhadap jenazah ada empat yaitu: memandikan, mengkafani, mensolatkan dan menguburkan.  Adapun hukumnya adalah fardhu kifayah.
a.    Memandikan Mayat
Syarat jenazah yang harus dimandikan :
Ä  Mayat  itu orang muslim.
Ä  Didapati tubuhnya walaupun sedikit.
Ä  Jenazah itu bukan mati sahid.
Cara memandikan Mayat
1)    Mayat diletakkan pada tempat yang tinggi seperti balai-balai atau ranjang dan ditempat yang sunyi, tidak banyak orang masuk atau keluar.
2)    Siapkan air secukupnya. Disunatkan air dicampur dengan daun bidara atau suatu yang dapat menghilangkan daki seperti sabun. Sebagian air dicampur kapur barus untuk digunakan pada siraman terakhir nanti.
3)    Mayat diberi pakaian mandi yang tertutup aurotnya sejauh tidak menyulitkan orang yang memandikan.
4)    Mengeluarkan kotoran dari dalam perutnya serta kotoran-kotoran dibagian tubuh yang lain dengan cara yang halus dan sopan.
5)    Bersihkan mulut dan giginya, barulah dibasuh kepalanya seraya disisir rambut dan jenggotnya jika ada lalu di baringkan ke sebelah kiri untuk dibasuh sebelah kanannya, sesudah itu baringkan ke sebelah kanan untuk dibasuh sebelah kirinya. Serangkaian pekerjaan tersebut dihitung satu kali basuhan dan di-pandang cukup, namun disunahkan 3 kali atau 5 kali.
Rasulullah SAW bersabda :

عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ دَخَلَ عَلَيْنَ الَّنَبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ إِغْسِلْنَهَا ثَلاَ ثًا اَوْ خَمْسَ اَوْ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ إِنْ رَأَيْتُنَّ ذَلِكَ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ وَاجْعَلْنَ فِى الأَ خِيْرَةِ كَا فُوْرًا (رواه البخارى ومسلم

Artinya :”Dari Ummu Atiyah ra., datang kepada kami sewaktu kami memandikan putrid beliau, kemudian beliau bersabda : mandikanlah ia 3 kali atau 5 kali atau lebih kalau kamu pandang lebih baik dari itu dengan air atau daun bidara dan basuhlah yang terakhir dengan dicampur dengan kapur barus”.(HR. Bukhori dan Muslim)

6)    Meratakan air keseluruh badan jenazah dari atas kepala sampai ke kaki.
7)    Mewudhukan jenazah.
8)    Dikeringkan dengan kain handuk

Orang yang berhak memandikan Mayat
Ø  Suami atau istri mayat dan muhrimnya.
Ø  Bila muhrimnya tidak ada, maka bisa diserahkan  kepada orang yang mengerti dan dipercaya.
Ø  Jenis kelaminnya sejenis dan jika tidak ada muhrim atau yang sejenis dengan si mayat maka boleh ditayamumkan

b.  Mengkafani  Mayat
Hukum mengkafani mayat adalah fardhu kifayah atas orang hidup.
Syarat mengkafani mayat
Ø  Sekurang-kurangnya satu lapis yang menutup seluruh tubuhnya.
Ø  Mengkafaninya sesudah dimandikan.
Ø  Diutamakan berwarna putih. Bagi laki-laki disunatkan 3 lapis yang terdiri dari kain sarung dan dua lapis yang menutup seluruh tubuhnya. Sedangkan bagi perempuan disunahkan 5 lapis yaitu : kain basahan (kain bawah), selembar kerudung (tutup kepala), selembar baju kurung dan tiga lapis yang menutup seluruh tubuh.
Cara Mengkafani mayat :
Jika mayatnya laki-laki,
Dihamparkan sehelai-sehelai dan ditaburkan di atas tiap-tiap lapis itu harum-haruman seperti kapur barus dan semacamnya, lalu mayat diletakkan di atasnya, sesudah diberi kapur barus dan sebagainya kedua tangannya disedekapkan seperti sholat, kemudian kain dibungkuskan lapis demi lapis.Pada bagian kaki, perut dan kepala diberi ikat (tali) dari kain putih.
Jika mayatnya perempuan,
Dilakukan seperti tersebut diatas hanya pada tubuh mayat dipakaikan kain basahan (kain bawah), baju dan tutup kepala (kerudung). Khusus bagi orang yang meninggal dalam keadaan ihrom haji/umroh tidak boleh diberi harum-haruman dan tutup kepala.
Yang wajib menanggung kafan
      Diambilkan dari harta si mayat
      Bila tidak meninggalkan harta warisan maka dibebankan kepada orang yang  memelihara sewaktu hidup.
      Apabila mayat tidak ada yang menanggung maka diambilkan dari baitul maal.



Materi PAI kelas X

 

Pend. Agama Islam

 

MATA PELAJARAN

PEND.AGAMA ISLAM

GURU

Yahya S.Pd.I

KELAS

10 IPS 1 DAN 4

KD.3.8 SUMBER HUKUM ISLAM

Menganalisis kedudukan Al-Alqur’an, hadist dan ijitihad ulama sebagai sumber hukum Islam.

4.8 mendiskripsikan macam-macam sumber hukum Islam

Tujan pembelajaran:

1.      Meyakini al-Qur’an, Hadis dan ijtihad sebagai sumber hukum Islam.

2.      Menunjukkan perilaku ikhlas dan taat beribadah sebagai implemantasi pemahaman terhadap kedudukan al-Qur’an, Hadis, dan ijtihad sebagai sumber hukum Islam.

3.      Menganalisis kedudukan al-Qur’an, Hadis, dan ijtihad sebagai sumber hukum Islam.

4.      Mendeskripsikan macam-macam sumber hukum Islam.

 

 

Assalamualaikum wrwb

Appersepsi:

a.      Sebutkan syarat-syarat menuntut Ilmu!

b.      Apa janji Allah Swt bagi seorang yang menuntut Ilmu Agama?

c.    Apa arti kata berikut!

يفقه في الدين

سهل الله له به طريقا

Materi Pembelajaran:

a.      Meneliti secara lebih mendalam pemahaman Q.S. al-Isrā’/17:9 dan Q.S. an- Nisā/4:59, 105 tentang al-Qur’ān, hadis dan ijtihād sebagai sumber hukum Islam, dengan menggunakan ICT.

b.      Menyajikan model-model jenis cara membaca indah ayat-ayat al-Qur’ān tentang al-Qur’ān sebagai pedoman hidup.

c.       Menjelaskan makna isi al-Qur’ān, hadis dan ijtihād sebagai sumber hukum Islam dengan menggunakan ICT.

d.      Memberikan tambahan bacaan ayat al-Qur’ān dan hadis-hadis yang mendukung lainnya, tentang al-Qur’ān, hadis dan ijtihād sebagai sumber hukum Islam.

e.      Meneliti secara lebih mendalam bentuk perilaku tentang, Q.S. al-Isrā’/17:9 dan Q.S. an-Nisā/4:59, 105 sebagai dasar dalam menjadikan al-Qur’ān sebagai pedoman hidup dan sumber hukum Islam dengan menggunakan IT.

f.        Memberikan contoh-contoh perilaku, berdasarkan bacaan ayat al-Qur’ān dan hadis-Hadis lainnya yang mendukung dan menjadikannya sebagai sumber hukum dan pedoman hidup.

Penutu:

1.      Apa saja sumber-sumber hukum dalam Islam?

2.      Apa definisi dari hukum-hukum berikut!

a.      Wajib

b.      Sunnah

c.       haram

d.      halal..dst.

 

 

Jumat, 27 Januari 2023

Materi PAI Kelas XI

 Nama Guru           : Yahya , S.Pd.I

Mata Pelajaran      : PAI
Kelas.                       : XI IPA 3& 4

Pertemuan             : ke  4
Kode KD                  : 3.7 menganalisis        pengurusan jenazah 

4.7 menyajikan prosedur penyelenggaraan jenazah 

Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat memahami pengurusan jenazah  dan dapat di amalkan dalam kehidupan sehari-hari 

I.    PERAWATAN JENAZAH

Kewajiban kaum muslimin terhadap jenazah ada empat yaitu: memandikan, mengkafani, mensolatkan dan menguburkan.  Adapun hukumnya adalah fardhu kifayah.
a.    Memandikan Mayat
Syarat jenazah yang harus dimandikan :
Ä  Mayat  itu orang muslim.
Ä  Didapati tubuhnya walaupun sedikit.
Ä  Jenazah itu bukan mati sahid.
Cara memandikan Mayat
1)    Mayat diletakkan pada tempat yang tinggi seperti balai-balai atau ranjang dan ditempat yang sunyi, tidak banyak orang masuk atau keluar.
2)    Siapkan air secukupnya. Disunatkan air dicampur dengan daun bidara atau suatu yang dapat menghilangkan daki seperti sabun. Sebagian air dicampur kapur barus untuk digunakan pada siraman terakhir nanti.
3)    Mayat diberi pakaian mandi yang tertutup aurotnya sejauh tidak menyulitkan orang yang memandikan.
4)    Mengeluarkan kotoran dari dalam perutnya serta kotoran-kotoran dibagian tubuh yang lain dengan cara yang halus dan sopan.
5)    Bersihkan mulut dan giginya, barulah dibasuh kepalanya seraya disisir rambut dan jenggotnya jika ada lalu di baringkan ke sebelah kiri untuk dibasuh sebelah kanannya, sesudah itu baringkan ke sebelah kanan untuk dibasuh sebelah kirinya. Serangkaian pekerjaan tersebut dihitung satu kali basuhan dan di-pandang cukup, namun disunahkan 3 kali atau 5 kali.
Rasulullah SAW bersabda :

عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ دَخَلَ عَلَيْنَ الَّنَبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ إِغْسِلْنَهَا ثَلاَ ثًا اَوْ خَمْسَ اَوْ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ إِنْ رَأَيْتُنَّ ذَلِكَ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ وَاجْعَلْنَ فِى الأَ خِيْرَةِ كَا فُوْرًا (رواه البخارى ومسلم

Artinya :”Dari Ummu Atiyah ra., datang kepada kami sewaktu kami memandikan putrid beliau, kemudian beliau bersabda : mandikanlah ia 3 kali atau 5 kali atau lebih kalau kamu pandang lebih baik dari itu dengan air atau daun bidara dan basuhlah yang terakhir dengan dicampur dengan kapur barus”.(HR. Bukhori dan Muslim)

6)    Meratakan air keseluruh badan jenazah dari atas kepala sampai ke kaki.
7)    Mewudhukan jenazah.
8)    Dikeringkan dengan kain handuk

Orang yang berhak memandikan Mayat
Ø  Suami atau istri mayat dan muhrimnya.
Ø  Bila muhrimnya tidak ada, maka bisa diserahkan  kepada orang yang mengerti dan dipercaya.
Ø  Jenis kelaminnya sejenis dan jika tidak ada muhrim atau yang sejenis dengan si mayat maka boleh ditayamumkan

b.  Mengkafani  Mayat
Hukum mengkafani mayat adalah fardhu kifayah atas orang hidup.
Syarat mengkafani mayat
Ø  Sekurang-kurangnya satu lapis yang menutup seluruh tubuhnya.
Ø  Mengkafaninya sesudah dimandikan.
Ø  Diutamakan berwarna putih. Bagi laki-laki disunatkan 3 lapis yang terdiri dari kain sarung dan dua lapis yang menutup seluruh tubuhnya. Sedangkan bagi perempuan disunahkan 5 lapis yaitu : kain basahan (kain bawah), selembar kerudung (tutup kepala), selembar baju kurung dan tiga lapis yang menutup seluruh tubuh.
Cara Mengkafani mayat :
Jika mayatnya laki-laki,
Dihamparkan sehelai-sehelai dan ditaburkan di atas tiap-tiap lapis itu harum-haruman seperti kapur barus dan semacamnya, lalu mayat diletakkan di atasnya, sesudah diberi kapur barus dan sebagainya kedua tangannya disedekapkan seperti sholat, kemudian kain dibungkuskan lapis demi lapis.Pada bagian kaki, perut dan kepala diberi ikat (tali) dari kain putih.
Jika mayatnya perempuan,
Dilakukan seperti tersebut diatas hanya pada tubuh mayat dipakaikan kain basahan (kain bawah), baju dan tutup kepala (kerudung). Khusus bagi orang yang meninggal dalam keadaan ihrom haji/umroh tidak boleh diberi harum-haruman dan tutup kepala.
Yang wajib menanggung kafan
      Diambilkan dari harta si mayat
      Bila tidak meninggalkan harta warisan maka dibebankan kepada orang yang  memelihara sewaktu hidup.
      Apabila mayat tidak ada yang menanggung maka diambilkan dari baitul maal.