Selasa, 27 Oktober 2020

Materi PAI XII iman kepada qodo dan qodar

 

Fungsi Iman Kepada Qada dan Qadar




Sebagai seorang muslim yang taat, kita juga diwajibkan untuk beriman kepada qada dan qadar. Iman kepada qada dan qadar memiliki arti percaya bahwa Allah memiliki keputusan, ketetapan, dan kehendak terhadap apa yang terjadi pada setiap mahluk-Nya.


Allah sendiri telah menjelaskan tentang berbagai ketetapannya pada setiap mahluk. Allah berfirman,


وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ قَدَرًا مَقْدُورًا


“…Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku.” [Al-Ahzab/33 :38]


Untuk lebih memahami tentang qada dan qadar, berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai fungsi beriman kepada qada dan qadar:


1. Bukti iman kepada Allah


Rasul bersabda,


وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ


“…Dan engkau beriman kepada qadar, yang baik maupun yang buruk… .”


Tidak akan disebut seseorang itu beriman jika ia tidak beriman kepada qada dan qadar. Inilah salah satu bukti keimanan kepada Allah SWT.


Ibnu Abbas pernah berkata,


“Qadar adalah nidzam (aturan) tauhid. Barangsiapa yang mentauhidkan Allah dan beriman kepada qadar, maka tauhidnya sempurna. Dan barangsiapa yang mentauhidkan Allah dan mendustakan qadar, maka dustanya merusakkan tauhidnya” (Majmu’ Fataawa Syeikh Al-Islam, 8/258).


2. Melatih kesabaran


Dengan beriman pada qada dan qadar, maka seseorang akan dilatih kesabarannya. Ia akan jadi lebih mawas diri dalam menghadapi setiap ujian maupun musibah yang menimpanya. Allah berfirman,


وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ


“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216).


3. Terhindar dari sifat sombong


Seseorang yang percaya pada qada dan qadar akan terhindar dari sifat sombong. Ia akan menyadari segala kesuksesan atau segala nikmat yang ia dapatkan adalah karena Allah Ta’ala. Tidak akan pernah ia menikmati kenikmatan dunia tanpa izin dari Allah SWT. Allah berfirman,


مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ


“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul-Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri,” (Al-Hadid, 57: 22-23)


وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ


“Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.” (81: 29)


4. Selalu optimis dan berusaha


Beriman kepada qada dan qadar bukan berarti hanya mengandalkan dan bersandar pada segala ketetapan yang telah dibuat oleh Allah SWT. Hal ini karena ia mengetahui bahwa Allah juga memberikan keringanan dan jalan bagi mereka yang selalu berusaha, bukan yang menyerah dengan keadaan.


عَنْ عَلِىٍّ – رضى الله عنه – قَالَ كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – فِى جَنَازَةٍ فَأَخَذَ شَيْئًا فَجَعَلَ يَنْكُتُ بِهِ الأَرْضَ فَقَالَ « مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ وَقَدْ كُتِبَ مَقْعَدُهُ مِنَ النَّارِ وَمَقْعَدُهُ مِنَ الْجَنَّةِ » . قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلاَ نَتَّكِلُ عَلَى كِتَابِنَا وَنَدَعُ الْعَمَلَ قَالَ « اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ ، أَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ السَّعَادَةِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ السَّعَادَةِ ، وَأَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الشَّقَاءِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ الشَّقَاوَةِ » . ثُمَّ قَرَأَ ( فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى * وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى ) الآيَةَ .


Ali radhiyallahu ‘anhu berkata: “Pernah Nabi shallallahu ‘alaihi wasalllam mendatangi jenazah, lalu beliau mengambil sesuatu, kemudian beliau menusuk-nusuk tanah dengan dan bersabda:“Tidak ada seorangpun dari kalian melainkan telah ditetapkan tempatnya di neraka dan tempatnya di surga”. Para shahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, kenapa kita tidak bersandar saja atas ketetapan yang telah dituliskan atas kita dan meninggalkan amal?”, beliau menajwab: “Tetaplah kalian beramal, karena setiap sesuatu akan dimudahkan terhadap (ketetapan) yang ia diciptakan untuknya, siapa yang termasuk orang yang ditakdirkan bahagia, maka akan dimudahkan untuk mengamalkan amalan penghuni surga, adapun siapa yang ditakdirkan termasuk dari dari orang yang ditkadirkan sengsara, maka ia akan dimudahkan untuk mengamalkan amalan penghuni neraka”.Kemudian beliau membaca ayat:


فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى


“Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa”. “Dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga)”. “Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah”. QS. Al Lail: 5-7. (HR. Bukhari)


5. Lebih mudah bersyukur


Mereka yang beriman pada qada dan qadar adalah orang-orang yang selalu bersyukur atas apa yang telah ditetapkan Allah SWT. Rasul bersabda,


عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ


“Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mukmin; yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya.” (HR Muslim)


Itulah penjelasan singkat mengenai fungsi iman kepada qada dan qadar. Sungguh segala hal yang ada di bumi ini telah ditetapkan dan kita sebagai seorang hamba harus selalu berusaha dan menerima segala hasil usaha kita dengan ikhlas karena Allah telah menetapkan jalan hidup kita sebelum kita diciptakan di dunia


Semoga dlm keadaan sehat walafiat

Tetap semangat & semoga kalian sukses

Senin, 26 Oktober 2020

Materi PAI kls XI IPS 1 praktek khutbah

 Praktik  Berkhotbah

Dalam praktek berkhotbah hendaklah diperhatikan syarat dan rukun khotbah. Kemudian perhatikan urutan-urutan sebagai berikut :
Khotbah pertama.
Ä  Khotib berdiri memberi salam.
Ä  Khotib duduk mendengar adzan.
Ä Khotib berdiri kemudian membaca hamdalah seperti :

أَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى أَنْعَمَنَا بِاْلإِيْمَانِ وَاْلإِسْلاَمِ
Ä Membaca dua kalimat syahadat  seperti :

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهَ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
Ä Membaca sholawat Nabi saw ; seperti contoh :
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

Ä  Memberi wasiat tentang taqwa :   إِتَّقُ اللهَ
Ä  Pada waktu memberi wasiat hendaklah dengan mengutip  ayat Al-Qur'an.
Ä  Penutup khotbah pertama dengan membaca :

أَقُوْلُ قَوْلِى هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهُ لِى وَلَكُمْ
Ä  Khotbah kedua.
Ä Setelah selesai khotbah  pertama, khotib duduk sebentar, kemudian berdiri lagi lalu membaca hamdalah, syahadatain, shalawat kepada Nabi Muhammad saw, wasiat taqwa lalu mendoakan kaum muslimin.
أَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ أَْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ

Ä Kemudian di tutup dengan bacaan :  عِبَادَ اللهِ            
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَائِ ذِى اْلقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ, فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمِ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْب


Tugas untuk kalian yg laki2 bat video khutbah, dan untuk kalian yang wanita buat video kultum, kirim ke wa Abi



Materi PAI XII iman kepada qodo dan qodar

 KD 3.3

Fungsi Iman Kepada Qada dan Qadar




Sebagai seorang muslim yang taat, kita juga diwajibkan untuk beriman kepada qada dan qadar. Iman kepada qada dan qadar memiliki arti percaya bahwa Allah memiliki keputusan, ketetapan, dan kehendak terhadap apa yang terjadi pada setiap mahluk-Nya.


Allah sendiri telah menjelaskan tentang berbagai ketetapannya pada setiap mahluk. Allah berfirman,


وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ قَدَرًا مَقْدُورًا


“…Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku.” [Al-Ahzab/33 :38]


Untuk lebih memahami tentang qada dan qadar, berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai fungsi beriman kepada qada dan qadar:


1. Bukti iman kepada Allah


Rasul bersabda,


وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ


“…Dan engkau beriman kepada qadar, yang baik maupun yang buruk… .”


Tidak akan disebut seseorang itu beriman jika ia tidak beriman kepada qada dan qadar. Inilah salah satu bukti keimanan kepada Allah SWT.


Ibnu Abbas pernah berkata,


“Qadar adalah nidzam (aturan) tauhid. Barangsiapa yang mentauhidkan Allah dan beriman kepada qadar, maka tauhidnya sempurna. Dan barangsiapa yang mentauhidkan Allah dan mendustakan qadar, maka dustanya merusakkan tauhidnya” (Majmu’ Fataawa Syeikh Al-Islam, 8/258).


2. Melatih kesabaran


Dengan beriman pada qada dan qadar, maka seseorang akan dilatih kesabarannya. Ia akan jadi lebih mawas diri dalam menghadapi setiap ujian maupun musibah yang menimpanya. Allah berfirman,


وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ


“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216).


3. Terhindar dari sifat sombong


Seseorang yang percaya pada qada dan qadar akan terhindar dari sifat sombong. Ia akan menyadari segala kesuksesan atau segala nikmat yang ia dapatkan adalah karena Allah Ta’ala. Tidak akan pernah ia menikmati kenikmatan dunia tanpa izin dari Allah SWT. Allah berfirman,


مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ


“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul-Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri,” (Al-Hadid, 57: 22-23)


وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ


“Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.” (81: 29)


4. Selalu optimis dan berusaha


Beriman kepada qada dan qadar bukan berarti hanya mengandalkan dan bersandar pada segala ketetapan yang telah dibuat oleh Allah SWT. Hal ini karena ia mengetahui bahwa Allah juga memberikan keringanan dan jalan bagi mereka yang selalu berusaha, bukan yang menyerah dengan keadaan.


عَنْ عَلِىٍّ – رضى الله عنه – قَالَ كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – فِى جَنَازَةٍ فَأَخَذَ شَيْئًا فَجَعَلَ يَنْكُتُ بِهِ الأَرْضَ فَقَالَ « مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ وَقَدْ كُتِبَ مَقْعَدُهُ مِنَ النَّارِ وَمَقْعَدُهُ مِنَ الْجَنَّةِ » . قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلاَ نَتَّكِلُ عَلَى كِتَابِنَا وَنَدَعُ الْعَمَلَ قَالَ « اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ ، أَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ السَّعَادَةِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ السَّعَادَةِ ، وَأَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الشَّقَاءِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ الشَّقَاوَةِ » . ثُمَّ قَرَأَ ( فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى * وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى ) الآيَةَ .


Ali radhiyallahu ‘anhu berkata: “Pernah Nabi shallallahu ‘alaihi wasalllam mendatangi jenazah, lalu beliau mengambil sesuatu, kemudian beliau menusuk-nusuk tanah dengan dan bersabda:“Tidak ada seorangpun dari kalian melainkan telah ditetapkan tempatnya di neraka dan tempatnya di surga”. Para shahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, kenapa kita tidak bersandar saja atas ketetapan yang telah dituliskan atas kita dan meninggalkan amal?”, beliau menajwab: “Tetaplah kalian beramal, karena setiap sesuatu akan dimudahkan terhadap (ketetapan) yang ia diciptakan untuknya, siapa yang termasuk orang yang ditakdirkan bahagia, maka akan dimudahkan untuk mengamalkan amalan penghuni surga, adapun siapa yang ditakdirkan termasuk dari dari orang yang ditkadirkan sengsara, maka ia akan dimudahkan untuk mengamalkan amalan penghuni neraka”.Kemudian beliau membaca ayat:


فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى


“Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa”. “Dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga)”. “Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah”. QS. Al Lail: 5-7. (HR. Bukhari)


5. Lebih mudah bersyukur


Mereka yang beriman pada qada dan qadar adalah orang-orang yang selalu bersyukur atas apa yang telah ditetapkan Allah SWT. Rasul bersabda,


عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ


“Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mukmin; yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya.” (HR Muslim)


Itulah penjelasan singkat mengenai fungsi iman kepada qada dan qadar. Sungguh segala hal yang ada di bumi ini telah ditetapkan dan kita sebagai seorang hamba harus selalu berusaha dan menerima segala hasil usaha kita dengan ikhlas karena Allah telah menetapkan jalan hidup kita sebelum kita diciptakan di dunia


Semoga dlm keadaan sehat walafiat

Tetap semangat & semoga kalian sukses

Jumat, 23 Oktober 2020

Materi PAI kls XI IPS 1 khutbah, tablig dan dakwah

 KD: 3.4

Materi: Pelaksanaan Khutbah

Pertemuan: Pertama

Kelas: XI IPS 1



Assalamualaikum wr.wb

Anak-anakku semuanya, semoga kita selalu terahmati dengan kesehatan dan keafiyahan. dan dimudahkan semua urusan kita, amin.

tetap semangat, dan tetap menjaga sholat Rowatibnya, dan sholat Duhanya.


A. MEMAHAMI PELAKSANAAN KHUTBAH, TABLIGH DAN DAKWAH

1. Pengertian Khutbah, Tabligh dan Dakwah

  1.  Khotbah berasal dari bahasa Arab “Khutbah” خطبة‬ dan merupakan kata dasar (masdar) dari kata kerja ( ‫خطب‬-‫خيطب‬ ) yang artinya pidato atau ceramah, yang isinya tentang keagamaan. Khotbah yang diisyaratkan dalam Islam: • Khotbah Jumat • Khotbah Idul Adha • Khotbah Khusuf (pada saat gerhana Bulan) • Khotbah pada gerhana Matahari • Khatbah pada shalat istisqa • Khatbah Nikah • Dan Khatbah tatkala wukuf di Padang Arafah.
  2. Yang artintya menyeru atau memberi nasihat tau menyampaikan pidato yang isinya terkandung nasihat.

  3. Tabligh berasal dari kata kerja ballaga – Yuballigu yang artinya menyampaikan. Menurut Istilah arti Tablig adalah menyampaikan ajaran- ajaran (Islam) yang diterima dari Allah SWT kepada umat manusia agar dijadikan pedoman hidup supaya memperoleh kebahagian di dunia dan akherat. Orang yang bertablig disebut Mubalig (laki-laki) dan Mubaligah (perempuan).

  1.  Kata dakwah secara bahasa berasal dari kara bahasa Arab dan merupakan kata dasar (masdar) dari kata kerja da’a – yad’u yang artinya memanggil atau mengajak. Orang yang menyampaikan dakwah disebut da’I (juru dakwah) Menurut Istilah Syara’ dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak, dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah SWT, sesuai dengan ajaran Islam. Sedangkan orang yang menerima seruan dakwah, menjadi orang yang beriman dan taat kepada Allah SWT, tentu akan meraih kesejahteraan di dunia dan di akhirat.Dalam teori komunikasi  dakwah, bisa dikategorikan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut:

  2. a. Dakwah bil qaul, artinya menyeru orang lain untuk berbuat baik dengan menggunakan bahasa lisan/ ucapan. Atau mengajak dengan kata-kata. Seperti pidato, ceramah dan lain sebagainya.
  3. b. Dakwah bil hal, menyeru orang lain untuk berbuat kebaikan dengan cara memberi contoh perbuatan dan keteladanan, seperti contok ingin mengajak orang lain untuk berjamaah, maka dia akan memberikan contoh dengan melakukan jamaah dengn konsisten terlebih dahulu.

  4. Tujuan dan maksud dari ketiga istilah tersebut, yakni menyeru manusia untuk berbuat kebaikan dan kebenaran serta mengajaknya untuk tetap berada di jalan yang penuh dengan ridha Allah. Sesuai dengan firman Allah Surat an Nahl ayat 125.

  5. ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ ۖ وَجَٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ 
  6. Terjemah: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Semoga dlm keadaan sehat walafiat & tetap semangat
Tugas kirim ke email Abi yahyaabizahra@gmail.com/WA

Materi PAI XII iman kepada qodo dan qodar

 BAB IV KELAS XII

KD: 1.4-4.4
Pertemuan: pertama
Materi: Iman Kepada Qodlo' dan Qodar
Kelas: XII IPA IPS

A. Pengertian Qada dan Qadar
Segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini, baik yang berupa kebaikan maupun keburukan, terjadi dengan qada dan qadar Allah Ta'ala(قضاء ج أقضية) menurut bahasa memiliki beberapa pengertian, di antaranya yaitu hukum, keputusan, dan tunai sedangkan menurut istilah, qada adalah:
ارادة الله تعالى الاشياء في الازل على ما هي عليه فيما لا يزال
Artinya: "iradah (kehendak) Allah pada azal (keberadaan tanpa permulaan) terhadap segala sesuatu (makhluk) sesuai kehendakNya dan kehendakNya tersebut tiada berpenghabisan."

Qadar menurut ibnu al-Atsir dalam An-Nihayah al Hadis mengatakan, "Qadar menurut bahasa berasal dari kata قدر يقدر قدرا ada kalanya huruf dalnya disukunkan (قدرا) yang artinya kepastian, ukuran dan peraturan. Menurut istilah Qadar adalah:
إيجاد الله تعالى الاشياء فيما لا يزال بقدرته على قدر مخصوص و وجه معين على حسب ما اراده الله تعالى
Artinya: "penciptaan Allah Ta'ala terhadap segala sesuatu (makhluk) yang tiada berpenghabisan dengan sifat qudratNya sesuai ukuran dan sifat-sifat tertentu sebagaimana yang telah dikehendaki Allah Ta'ala."
Allah Ta'ala berfirman:
و خلق كل شيء فقدره تقديرا
Artinya: "Dan Dia menciptakan segala sesuatu lalu menetapkan ujuran-ukuran yang tepat." (Q.S. al-Furqan/25: 2)

B. Kewajiban Beriman kepada Qada dan Qadar
Diriwayatkan bahwasannya Rasulullah didatangi oleh seorang laki-laki yang berpakaian serba putih dan jenggotnya hitam. Lelaki itu bertanya tentang Islam, Iman, dan Ihsan.
Tentang iman, Rasulullah menjawab:
الايمان ان تؤمن بالله و ملائكته و كتبه و رسله و اليوم الاخر و تؤمن بالقدر خيره و شره
Artinya: "Iman adalah engkau percaya kepad Allah, malaikat-malaikatnya, kitab-kitabNya, rasul-rasukNya, hari akhir, dan engkau beriman kepada qadar yang baik mauoun yang buruk."

Lelaki itu adalah malaikat Jibril yang mengubah bentuknya menjadi laki-laki yang sengaja datang untuk memberikan pelajaran agama kepada ummat Nabi Muhammad SAW. Jawaban Rasukullah yang dibenarkan oleh malaikat Jibril itu berisi rukun iman.

Tetap sehat
Tetap bahagia
Kirim bukti catatan ke email Abi yahyaabizahra@gmail.com/wa

Kamis, 22 Oktober 2020

Materi PAI XII iman kepada qodo dan qodar

 BAB IV KELAS XII

KD: 1.4-4.4
Pertemuan: pertama
Materi: Iman Kepada Qodlo' dan Qodar
Kelas: XII IPA IPS

A. Pengertian Qada dan Qadar
Segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini, baik yang berupa kebaikan maupun keburukan, terjadi dengan qada dan qadar Allah Ta'ala(قضاء ج أقضية) menurut bahasa memiliki beberapa pengertian, di antaranya yaitu hukum, keputusan, dan tunai sedangkan menurut istilah, qada adalah:
ارادة الله تعالى الاشياء في الازل على ما هي عليه فيما لا يزال
Artinya: "iradah (kehendak) Allah pada azal (keberadaan tanpa permulaan) terhadap segala sesuatu (makhluk) sesuai kehendakNya dan kehendakNya tersebut tiada berpenghabisan."

Qadar menurut ibnu al-Atsir dalam An-Nihayah al Hadis mengatakan, "Qadar menurut bahasa berasal dari kata قدر يقدر قدرا ada kalanya huruf dalnya disukunkan (قدرا) yang artinya kepastian, ukuran dan peraturan. Menurut istilah Qadar adalah:
إيجاد الله تعالى الاشياء فيما لا يزال بقدرته على قدر مخصوص و وجه معين على حسب ما اراده الله تعالى
Artinya: "penciptaan Allah Ta'ala terhadap segala sesuatu (makhluk) yang tiada berpenghabisan dengan sifat qudratNya sesuai ukuran dan sifat-sifat tertentu sebagaimana yang telah dikehendaki Allah Ta'ala."
Allah Ta'ala berfirman:
و خلق كل شيء فقدره تقديرا
Artinya: "Dan Dia menciptakan segala sesuatu lalu menetapkan ujuran-ukuran yang tepat." (Q.S. al-Furqan/25: 2)

B. Kewajiban Beriman kepada Qada dan Qadar
Diriwayatkan bahwasannya Rasulullah didatangi oleh seorang laki-laki yang berpakaian serba putih dan jenggotnya hitam. Lelaki itu bertanya tentang Islam, Iman, dan Ihsan.
Tentang iman, Rasulullah menjawab:
الايمان ان تؤمن بالله و ملائكته و كتبه و رسله و اليوم الاخر و تؤمن بالقدر خيره و شره
Artinya: "Iman adalah engkau percaya kepad Allah, malaikat-malaikatnya, kitab-kitabNya, rasul-rasukNya, hari akhir, dan engkau beriman kepada qadar yang baik mauoun yang buruk."

Lelaki itu adalah malaikat Jibril yang mengubah bentuknya menjadi laki-laki yang sengaja datang untuk memberikan pelajaran agama kepada ummat Nabi Muhammad SAW. Jawaban Rasukullah yang dibenarkan oleh malaikat Jibril itu berisi rukun iman.

Tetap sehat
Tetap bahagia
Kirim bukti catatan ke email Abi yahyaabizahra@gmail.com/wa

Rabu, 21 Oktober 2020

Materi PAI XII iman kepada qodo dan qodar

 BAB IV KELAS XII

KD: 1.4-4.4
Pertemuan: pertama
Materi: Iman Kepada Qodlo' dan Qodar
Kelas: XII IPA IPS

A. Pengertian Qada dan Qadar
Segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini, baik yang berupa kebaikan maupun keburukan, terjadi dengan qada dan qadar Allah Ta'ala(قضاء ج أقضية) menurut bahasa memiliki beberapa pengertian, di antaranya yaitu hukum, keputusan, dan tunai sedangkan menurut istilah, qada adalah:
ارادة الله تعالى الاشياء في الازل على ما هي عليه فيما لا يزال
Artinya: "iradah (kehendak) Allah pada azal (keberadaan tanpa permulaan) terhadap segala sesuatu (makhluk) sesuai kehendakNya dan kehendakNya tersebut tiada berpenghabisan."

Qadar menurut ibnu al-Atsir dalam An-Nihayah al Hadis mengatakan, "Qadar menurut bahasa berasal dari kata قدر يقدر قدرا ada kalanya huruf dalnya disukunkan (قدرا) yang artinya kepastian, ukuran dan peraturan. Menurut istilah Qadar adalah:
إيجاد الله تعالى الاشياء فيما لا يزال بقدرته على قدر مخصوص و وجه معين على حسب ما اراده الله تعالى
Artinya: "penciptaan Allah Ta'ala terhadap segala sesuatu (makhluk) yang tiada berpenghabisan dengan sifat qudratNya sesuai ukuran dan sifat-sifat tertentu sebagaimana yang telah dikehendaki Allah Ta'ala."
Allah Ta'ala berfirman:
و خلق كل شيء فقدره تقديرا
Artinya: "Dan Dia menciptakan segala sesuatu lalu menetapkan ujuran-ukuran yang tepat." (Q.S. al-Furqan/25: 2)

B. Kewajiban Beriman kepada Qada dan Qadar
Diriwayatkan bahwasannya Rasulullah didatangi oleh seorang laki-laki yang berpakaian serba putih dan jenggotnya hitam. Lelaki itu bertanya tentang Islam, Iman, dan Ihsan.
Tentang iman, Rasulullah menjawab:
الايمان ان تؤمن بالله و ملائكته و كتبه و رسله و اليوم الاخر و تؤمن بالقدر خيره و شره
Artinya: "Iman adalah engkau percaya kepad Allah, malaikat-malaikatnya, kitab-kitabNya, rasul-rasukNya, hari akhir, dan engkau beriman kepada qadar yang baik mauoun yang buruk."

Lelaki itu adalah malaikat Jibril yang mengubah bentuknya menjadi laki-laki yang sengaja datang untuk memberikan pelajaran agama kepada ummat Nabi Muhammad SAW. Jawaban Rasukullah yang dibenarkan oleh malaikat Jibril itu berisi rukun iman.

Tetap sehat
Tetap bahagia
Kirim bukti catatan ke email Abi yahyaabizahra@gmail.com/wa

Selasa, 20 Oktober 2020

Materi PAI XII iman kepada qodo dan qodar

 BAB IV KELAS XII

KD: 1.4-4.4
Pertemuan: pertama
Materi: Iman Kepada Qodlo' dan Qodar
Kelas: XII IPA IPS

A. Pengertian Qada dan Qadar
Segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini, baik yang berupa kebaikan maupun keburukan, terjadi dengan qada dan qadar Allah Ta'ala(قضاء ج أقضية) menurut bahasa memiliki beberapa pengertian, di antaranya yaitu hukum, keputusan, dan tunai sedangkan menurut istilah, qada adalah:
ارادة الله تعالى الاشياء في الازل على ما هي عليه فيما لا يزال
Artinya: "iradah (kehendak) Allah pada azal (keberadaan tanpa permulaan) terhadap segala sesuatu (makhluk) sesuai kehendakNya dan kehendakNya tersebut tiada berpenghabisan."

Qadar menurut ibnu al-Atsir dalam An-Nihayah al Hadis mengatakan, "Qadar menurut bahasa berasal dari kata قدر يقدر قدرا ada kalanya huruf dalnya disukunkan (قدرا) yang artinya kepastian, ukuran dan peraturan. Menurut istilah Qadar adalah:
إيجاد الله تعالى الاشياء فيما لا يزال بقدرته على قدر مخصوص و وجه معين على حسب ما اراده الله تعالى
Artinya: "penciptaan Allah Ta'ala terhadap segala sesuatu (makhluk) yang tiada berpenghabisan dengan sifat qudratNya sesuai ukuran dan sifat-sifat tertentu sebagaimana yang telah dikehendaki Allah Ta'ala."
Allah Ta'ala berfirman:
و خلق كل شيء فقدره تقديرا
Artinya: "Dan Dia menciptakan segala sesuatu lalu menetapkan ujuran-ukuran yang tepat." (Q.S. al-Furqan/25: 2)

B. Kewajiban Beriman kepada Qada dan Qadar
Diriwayatkan bahwasannya Rasulullah didatangi oleh seorang laki-laki yang berpakaian serba putih dan jenggotnya hitam. Lelaki itu bertanya tentang Islam, Iman, dan Ihsan.
Tentang iman, Rasulullah menjawab:
الايمان ان تؤمن بالله و ملائكته و كتبه و رسله و اليوم الاخر و تؤمن بالقدر خيره و شره
Artinya: "Iman adalah engkau percaya kepad Allah, malaikat-malaikatnya, kitab-kitabNya, rasul-rasukNya, hari akhir, dan engkau beriman kepada qadar yang baik mauoun yang buruk."

Lelaki itu adalah malaikat Jibril yang mengubah bentuknya menjadi laki-laki yang sengaja datang untuk memberikan pelajaran agama kepada ummat Nabi Muhammad SAW. Jawaban Rasukullah yang dibenarkan oleh malaikat Jibril itu berisi rukun iman.

Tetap sehat
Tetap bahagia
Kirim bukti catatan ke email Abi yahyaabizahra@gmail.com/wa

Senin, 19 Oktober 2020

Materi PAI kls XI IPS 1

 KHUTBAH, TABLIGH DAN DAKWAH

KD. 3.4

A..KHOTBAH

Khotbah berasal dari kata khataba, yakhtubu, khutbatan yang berarti ceramah atau pidato.

Khotbah Jum'at ialah bentuk ceramah yang berisi nasehat dan wasiat keagamaan yang disampaikan kepada jamaah yang diikat oleh syarat dan rukun. Khutbah jumat punya syarat dan rukun yang tidak boleh ditinggalkan, sebab terkait erat dengan sah atau tidaknya sebuah ibadah mahdhah. Orang yang menyampaikan khotbah  disebut  dengan khotib.

Khotib Jum'at.

Khotib harus memenuhi ketentuan agar menjadikan khotbahnya syah. Adapun  ketentuan  menjadi khotib adalah :

a.    Islam, baligh, berakal sehat.

b.    Mengetahui syarat, rukun dan sunat khotbah.

c.    Suci dari hadats dan najis.

d.    Suaranya jelas dan dapat difahami jamaah.

e.    Tidak tercela dalam masyarakat.

Syarat  Khotbah

a      Syarat khotbah yaitu suatu hal yang harus dipenuhi sebelum melaksanakan  khotbah jum'at.  Adapun syarat dua khotbah yaitu :

b      Dimulai sesudah masuk waktu dhuhur.

c      Khotib hendaknya berdiri jika mampu.

d     Khotib hendaklah duduk sebentar antara khotbah satu dan khotbah kedua. Rasulullah saw,  bersabda :

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ قَائِمًا وَيَجْلِسُ بَيْنَ خُطْبَتَيْنِ (رواه مسلم)

Artinya : " Adalah Rasulullah saw, berkhotbah dengan berdiri  dan beliau duduk antara  dua  khotbah".  (HR. Muslim)


e      Suara khotib harus dapat didengar jamaah.

f       Khotib harus suci dari hadats dan najis.

g      Khotib harus menutup aurotnya.

h      Tertib.

Rukun Khotbah

Rukun khotbah ialah suatu hal yang harus dikerjakan ketika melaksanakan khotbah  jum'at. Adapun rukun  dua khotbah adalah sebagai  berikut :

a      Membaca puji-pujian (hamdalah).

b      Membaca syahadatain.

c      Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saw.

d      Berwasiat tentang taqwa.

e      Membaca ayat Al-Qur'an dalam salah satu khotbah.

f       Mendoakan kaum muslimin pada khotbah kedua.

Sunat Khotbah

Sunat khotbah yaitu suatu hal yang sebaiknya dilaksanakan dalam khotbah jum'at.

Adapun sunat khotbah adalah :

a      Khotbah disampaikan diatas tempat yang lebih tinggi.

b     Khotib menyampaikan khotbah dengan kalimat yang jelas, sistematis dan tidak terlalu panjang.  Rasulullah saw,  bersabda :

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَطِيْلُ الصَّلاَةَ وَيَقْصُرُ الْخُطْبَةَ (رواه النساء)

Artinya: "Rasulullah saw; memanjangkan sholatnya dan memendekkan khotbah-nya". (HR.Nasa'i)

c      Khotib hendaklah menghadap kearah jama'ah.

d      Khotib hendaklah memberi salam pada awal khotbah.

e      Khotib duduk sebentar sesudah memberi salam.

f       Khotib membaca surat Al-Ikhlas ketika duduk antara dua khotbah.

g      Khotib menertibkan tiga rukun khotbah yaitu, puji-pujian, sholawat Nabi saw, dan wasiat taqwa’.

h     Jama'ah hendaklah memperhatikan khotbah. Rasulullah saw,  bersabda :

إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ الْجُمُعَتِ أَنْصِتْ وَاْلإِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتِ (رواه البخارى و مسلم)

Artinya : " Jika kamu berkata pada temanmu: diam, di hari jum'at ketika imam sedang khotbah, maka jum'at  kamu sia-sia". (HR. Bukhori dan Muslim )

    

Praktik  Berkhotbah

Dalam praktek berkhotbah hendaklah diperhatikan syarat dan rukun khotbah. Kemudian perhatikan urutan-urutan sebagai berikut :

Khotbah pertama.

Ä  Khotib berdiri memberi salam.

Ä  Khotib duduk mendengar adzan.

Ä Khotib berdiri kemudian membaca hamdalah seperti :

أَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى أَنْعَمَنَا بِاْلإِيْمَانِ وَاْلإِسْلاَمِ

Ä Membaca dua kalimat syahadat  seperti :


أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهَ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

Ä Membaca sholawat Nabi saw ; seperti contoh :

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ


Ä  Memberi wasiat tentang taqwa :   إِتَّقُ اللهَ

Ä  Pada waktu memberi wasiat hendaklah dengan mengutip  ayat Al-Qur'an.

Ä  Penutup khotbah pertama dengan membaca :

أَقُوْلُ قَوْلِى هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهُ لِى وَلَكُمْ

Ä  Khotbah kedua.

Ä Setelah selesai khotbah  pertama, khotib duduk sebentar, kemudian berdiri lagi lalu membaca hamdalah, syahadatain, shalawat kepada Nabi Muhammad saw, wasiat taqwa lalu mendoakan kaum muslimin.

أَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ أَْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ

Ä Kemudian di tutup dengan bacaan :  عِبَادَ اللهِ            

إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَائِ ذِى اْلقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ, فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمِ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ

Fungsi Khotbah

Fungsi khotbah jum'at antara lain: Untuk mengingatkan kaum muslimin agar  meningkatkan iman dan taqwa, meningkatkan amal sholeh, memperbaiki akhlaq, dorongan menuntut ilmu,  mempererat ukhuwah islamiyah dan lain-lainnya.


A.   TABLIGH

Tabligh berasal dari kata ballagha, yuballighu tablighon yang berarti menyampaikan. Menurut istilah tabligh adalah menyampaikan ajaran-ajaran Islam kepada umat manusia untuk dijadikan pedoman agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akherat. Di dalam tabligh, yang menjadi inti masalah adalah bagaimana agar sebuah informasi tentang agama Islam bisa sampai kepada objek dakwah. Tapi tidak ada tuntutan lebih jauh untuk mendalami suatu masalah itu

Tabligh adalah da’wah Islamiyah dalam bentuk khusus (lisan dan tulisan) untuk menyampaikan ajaran Islam kepada orang lain. Pelaksananya dinamakan muballigh/ muballighat. nAllah berfirman :

B.  Dakwah

Kata da’wah merupakan masdar (kata dasar) dari kata kerja da’aa yad’uu yang berarti seruan, panggilan, ajakan. Menurut istilah dakwah ialah setiap kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang atau kelompok orang untuk beriman kepada Allah swt, sesuai dengan ajaran aqidah (keyakinan), syari’ah (hukum) dan akhlak Islam.

Rasulullah saw; bersabda :

 عَنْ عَبْدِ اللهِ ابْنِ عَمْرٍ وَاَنَّ النَِبيَّ صِلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَلِّغُوْا عَنِّى وَلَوْ أَيَةً  (رواه البخارى)

Artinya : ”Dari Abdullah ibn Amr sesungguhnya Nabi saw bersabda”: ”Sampaikanlah olehmu apa yang kalian peroleh dari aku walaupun hanya satu ayat". (HR. Bukhori )


Rasulullah saw melakukan da’wah menurut prinsip yang telah digariskan Allah swt dalam Al-Qur’an sebagai berikut :

Artinya :” Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.( An-Nahl : 125)


Adapun metode berdakwah menurut Q.S. An-Nahl : 125 adalah dengan cara :

Ø  Bilhikmah (kebijaksanaan) artinya dengan cara yang jelas dan tegas  sehingga  dapat membedakan antara yang haq dan yang bathil. Penyampaian dakwah ini terlebih dahulu harus mengetahui tujuannya dan mengenal secara benar terhadap orang atau kelompok yang menjadi sasarannya.

Ø  Mauidhah hasanah artinya berdakwah dengan nasehat yang baik maksudnya dengan  menyenangkan hati, tidak menyakitkan dan tidak memaksakan tetapi dengan cara persuasif yaitu memberikan kesempatan kepada orang untuk berfikir dan menentukan sendiri.

Ø  Mujadalah  (diskusi) ialah  berdakwah dengan saling tukar fikiran dan informasi. Cara ini biasanya dilakukan kepada  orang yang mempunyai kemampuan berfikir logis dan kritis.

Berdakwah atau menyeru orang (kelompok orang) agar meyakini ajaran Islam dan mengamalkan ajarannya merupakan tugas suci kita semua sebagaimana perintah nabi Muhammad saw, dalam kandungan hadits di atas. Dakwah bisa dilakukan dengan lisan, tulisan dan perbuatan sebagaimana yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah saw pada masa hidupnya.

Setiap muslim hendaklah menyadari bahwa berdakwah adalah merupakan suatu kewajiban, sedang berhasil atau tidaknya Allahlah yang menentukan (Lihat Q.S. At-Taubah : 56).


Perbedaan-perbedaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

KHUTHBAH, TABLIG DAN DAKWAH

1.  Dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu.

2.  Ada syarat dan rukun.

3.  Ada mimbar khusus untuk melaksanakannya.

4.  Waktunya terbatas

5.  Dilakukan oleh seorang yang memiliki kemampuan berorasi dan memiliki pengetahuan yang cukup

6.  Orang yang melaksanakan disebut khatib.

7.  Dilakukan secara khusus dan memiliki tata cara tertentu.

1.  Dapat dilakukan kapan saja

2.  Tidak ada syarat dan rukun

3.  Ada yang meggunakan mimbar dan ada yang tidak, tergantung tempat pelaksanaannya

4.  Ada yang tidak terbatas dan ada yang dibatasi waktunya

5.  Bisa dilakukan oleh siapa saja yang memiliki kemampuan berorasi dan pengetahuan agama

6.  Orang yang melaksanakan disebut mubaligh/mubalighot

7.  Dapat dilakukan melalui berbagai cara seperti seminar atau menggunakan tehnologi

1.  Dapat dilakukan kapan saja.

2.  Tidak ada syarat dan rukun

3.  Tidak perlu ada mimbar khusus dalam pelaksanannya

4.  Tidak dibatasi waktu

5.  Boleh dilakukan siapa saja, karena setiap muslim wajib, mempelari, mengamalkan dan mendakwahkan Islam.

6.  Orang yang melaksana-kannya disebut dengan da’i.

7.  Dapat dilakukan tanpa melalui acara formal karena dapat dilakukan kapan dan dimana saja

Semoga dlm keadaan sehat walafiat

Semangat selalu

Tugas catatan kirim ke email Abi yahyaabizahra@gmail.com WA