Kamis, 29 Agustus 2019

Materi kls XI IPA 3&5 toleransi dan menghindari tindak kekerasan

TOLERANSI DAN MENGHINDARKAN DIRI DARI TINDAK KEKERASAN


A.    Makna toleransi

1.      Pengertian toleransi
Perkatatan toleransi berasal dari bahsa inggris, tolerance, menurut Webster new American dictionary arti tolerance adalah liberty to word the opinion of other, patience with other ang jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya adalah memberi kebebasan pendapat orang lain dan berlaku sabar dalam menghadapi orang lain.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia mengartikan toleransi itu sebagi sikap meneggang, dalam makna menghargai, membiarkan, membolahkan, pendirian, pendapat, kepercayaan, kelakan, yang lain dari yang dimiliki seseorang atau bertentangan dengan pendirian seseorang.[1]
 Dalam bahasa arab toleransi diistilahkan dengan “tasammuh”  yang berarti sesuatu  atau membolehkan, mengizinkan, dan saling memudahkan. Toleransi pada dasarnya merupakan sikap lapang dada terhadap prinsip yang dipegang atau dianut orang lain, tanpa mengorbankan prinsip sendiri.[2]
Toleransi sangat penting dalam kehidupan manusia, baik dalam berkata- kata maupun dalam bertingkah laku. Dalam hal ini, toleransi berarti menghormati dan belajar dengan orang lain,  menghargai perbedaan, menjembatani kesnjangan diantara kita sehingga tercapai kesamaan sikap. Toleransi juga merupakan awal dari sikap menerima bahwa perbedaan bukanlah suatu hal yang salah, justr perbedaan harus dimengerti sebagai kekayaan. Misalnya, perbedaan ras, suku, agama, adat istiadat, cara pandang, perilaku, pendapat. Dengan perbedaan tersebut, diharapkan manusia bisa mempunyai sikap toleransi terhadap segala perbedaan yang ada, dan berusaha hidup rukun, baik idividu dan individu, individu dan kelompok masyarakat, serta kelompok masarakat dan kelompok masyarakat yang lainnya.

2.      Ayat tentang toleransi
Terkait dengan toleransi, Allah SWT, menegaskan dalam firmannya sebagai berikut:

 Artinya: Dan di antara mereka ada orag-orang yang beriman kepadanya(Al-Quran). Dan diantaranya adapula orang-orang yang tidak beriman kepadanya, sedangkan Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kesukaran,” (QS.Yunus/10: 40)

Dan jika mereka tetap mendustakan (Muhammad), maka katakanlah bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan dan akupun tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan (QS. Yunus/10: 41)[3]
3.      Penerapan tawid pada surat Yunus ayat 40 dan 41
4.      Makna kandungan ayat pada surat Yunus ayat 40-41
Pada Q.S. Yusuf  ayat 40 Allah SWT menjelaskan bahwa setelah nabi muhammad SAW berdakwah ada orang yang beriman kepada Al-Quran dan megikutinya serta memperoleh manfaat dari risalahnya yang disampaikan, tapi ada juga yang tidak beriman dan mereka nanti dalam kekhafiran.[4]
Pada Q.S Yusuf ayat 41 Allah SWT memberikan penegasan kepada rasul-Nya, bahwa jika mereka mendustakanmu, katakanlah behwa bagiku pekerjaanku, dan bagi kalian pekerjaan kalian, kalian berlepas dari apa yang aku kerjakan dan aku berlepas dari apa yang kalian kerjakan. Maha adil dan tidak pernah dzalim, bahkan dia memberi kepada setiap menusia sesuai dengan apa yang diterimanya

Dari penjelasan ayat tersebut dapat disimpulkan :
a.       Umat manusia yang hidup setelah diutusnya nabi Muhammad Saw, terbagi menjadi dua golongan, ada umat yang beriman terhadap kebenaran karasulan dan kitab suci yang disampaikan dan ada pula golongan yang mendustakan kerasulan nabi Muhammad saw, dan tidak berima kepada Al-Qur’an.[5]
b.      Allah swt. Maha Mengetahui sikap dan perilaku orang-orang beriman yang selama hidup di dunia senantiasa bertaqwa kepadanya, begitu uga orang kafir yang tidak beriman kepada-Nya.
c.       Orang beriman harus tegas da berpendirian teguh atas keyakinannya ia tegar meskipun hidup di tengah-tengah orang yang berbeda keyakinan dengan dirinya.[6]

5.      Hadis tentang perluanya menghargai perbaedaan dan toleransi

Artinya: dari ibn umar ra sesungguhnya rasulullah saw bersabda : sebaik-baiknya sahabat di sisi allah adalah yang paling bak di antara mereka terhadap sesame saudaranya. Dan sebaik-baiknnya tetangga di sisi alal adalahyang paling baik diantara mereka terhadap tetangganya (HR Attirmidzy)[7]

B.     Menghidarkan diri dari tindakan kekerasan
Manusia dianugrahi oleh Allah swt, berupa nafsu. Dengan nafsu tersebut manusia dapat merasa benci dan cinta. Dengannya pula manusia bisa melakukan persahabatan an permusuhan. Dengannya pula manusia dapat mencapai kesempurnaan ataupun kesengsaraan. Hanya nafsu yang telah berhasil dijinakkan oleh akal saja yang mampu menghantarkan manusia kepada kesempurnaan. Namun sebaliknya, jika di luar kendali akal, niscaya akan menjerumuskan manusia ke dalam urang kesengsaraa dan kehinaan.
Permusuhan berasal dari rasa benci yang dimiliki oleh setiap manusia sebagaimana cinta, bencipun berasal dari nafsu yang harus bertumpu di atas pondasi akal. Permusuhan di antara manusia terkadang karena kedengkian pada hal-hal duniawi seperti pada kasus qabil dan habil ataupun kisah nabi yusuf dan saudara-saudaranya. Terkadang pula
permusuhan dikarenakan dasar ideologi dan keyakinan.[8]


1.      Ayat tentang islam melarang perilaku kekerasan terhadap siapa pun


Artinya: oleh karena itu kami tetapkan ( suatu hukum) bagi bani                 israil, bahwa barang siapa membunuh seseorang, bukan karea orag itu membunuh orang lain(qisas), atau karena berbuat kerusakan di muka bumi. Maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Dan barang siapa memelihara kehidupan seorang mausia, maka seakan-akan dia telah memlihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya rasul-rasul kami telah datang kepada mereka dengan(membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di muka bumi.(QS al-maidah/5:32)[9]



2.      Penerapan hukum bacaan atau tajwid pada QS al Maidah ayat 32


3.      Makna kandungan ayat pada surat al maidah ayat 32
Allah swt menjelaskan dalam ayat ini, bahwa setelah peristiwa pembunuhan qabil terhadap habil, Allah swt menetapkan suatu hukum bahwa membunuh seorang manusia, sama denga membunuh seluruh manusia. Begitu juga menyelamatkan kehidupan seorang manusia, sama dengan menyelamatkan seluruh manusia. Ayat ini menyinggung sebuah prinsip sosial dimana masyarakat bagaikan sebuah tubuh, sedangkan individu-individu masyarakat marupakan anggota tubuh tersebut. Apabila sebuah anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang  lainnya pun ikut merasakan sakit.
Begitu uga apabila seseorang berani tangannya dengan darah orang yang tidak berdosa, mak pada hakikatnya dia telah membunuh manusia-manusia yang tak berdosa. Dari segi sistem penciptaan manusia, terbunuhnya habil telah menyebabkan hancurnya generasi besar suatu masyarakat, yang bakal tampil dan lahir  di dunia ini. Al-quran  memberikan perhatian penuh terhadap perlindugan jiwa manusia da menganggap membunuh seorang manusia, sama dengan  membunuh semua masyarakat.[10]
Pengadilan di Negara-negara tertentu menjatuhkan hukjuman qisas, yaitu membunuh orang yang telah membunuh, di Indonesia juga dilakukan hukuman mati bagi para pembunuh.
 Dalam surat al maidah ayat 32 terdapat 3 pelajaran yang dapat dipetik.
a.       Nasib kehidupan manusia sepanjang sejarah memiliki kaitan dengan orang lain. Sejarah kemanusiaan merupakan mata rantai akan mengakibatkan musnahnya sejumlah besar umat manusia.[11]
b.      Nilai suatu pekerjaan berkaitan dengan tujaun mereka. Pembuunuhan seorang manusia dengan maksud jahat merupakan pemusnahan sebuah masyarakat , tetapi keputusan pengadilan untuk melakukn eksekusi terhadap seorang pembunuh dalam rangka qisas merupakan sumber kehidupan masyarakat
c.       Mereka yang memuliki pekerjaan berhubungan dengan penyelamatan jiwa manusia, seprti para dkter, perawat, polisi, harus mengeri nilai pekerjaan mereka. Menyembuhka atau menyelamatkan orang sakit darikematian bagaikan menyelamatan sebuah masyarakat dari kehancuran.[12]





KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan:

1.      Dalam bahasa arab toleransi diistilahkan dengan “tasammuh”  yang berarti sesuatu  atau membolehkan, mengizinkan, dan saling memudahkan. Toleransi pada dasarnya merupakan sikap lapang dada terhadap prinsip yang dipegang atau dianut orang lain, tanpa mengorbankan prinsip sendiri. Dalil mengenai toleransi terdapat pada surat Yunus ayat 40-41.
2.      Memghindari diri dari tindakan kekerasan merupakan sebagian dari masalah toleransi, dengan kita toleransi maka sebenarnya kita sudah menghindari diri dari kekerasan,selain itu tindakan menghindari diri dari kekerasan juga akan membuat kehudupan bermasyarakat menjaditentram dan harmonis.dalil mengenai perintah menjahui diri dari tindakan kekerasan terdapat pada suratal maidah ayat 32

Rabu, 28 Agustus 2019

Materi kls XI IPA 2, Toleransi & menghindari tindak kekerasan

TOLERANSI DAN MENGHINDARKAN DIRI DARI TINDAK KEKERASAN


A.    Makna toleransi

1.      Pengertian toleransi
Perkatatan toleransi berasal dari bahsa inggris, tolerance, menurut Webster new American dictionary arti tolerance adalah liberty to word the opinion of other, patience with other ang jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya adalah memberi kebebasan pendapat orang lain dan berlaku sabar dalam menghadapi orang lain.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia mengartikan toleransi itu sebagi sikap meneggang, dalam makna menghargai, membiarkan, membolahkan, pendirian, pendapat, kepercayaan, kelakan, yang lain dari yang dimiliki seseorang atau bertentangan dengan pendirian seseorang.[1]
 Dalam bahasa arab toleransi diistilahkan dengan “tasammuh”  yang berarti sesuatu  atau membolehkan, mengizinkan, dan saling memudahkan. Toleransi pada dasarnya merupakan sikap lapang dada terhadap prinsip yang dipegang atau dianut orang lain, tanpa mengorbankan prinsip sendiri.[2]
Toleransi sangat penting dalam kehidupan manusia, baik dalam berkata- kata maupun dalam bertingkah laku. Dalam hal ini, toleransi berarti menghormati dan belajar dengan orang lain,  menghargai perbedaan, menjembatani kesnjangan diantara kita sehingga tercapai kesamaan sikap. Toleransi juga merupakan awal dari sikap menerima bahwa perbedaan bukanlah suatu hal yang salah, justr perbedaan harus dimengerti sebagai kekayaan. Misalnya, perbedaan ras, suku, agama, adat istiadat, cara pandang, perilaku, pendapat. Dengan perbedaan tersebut, diharapkan manusia bisa mempunyai sikap toleransi terhadap segala perbedaan yang ada, dan berusaha hidup rukun, baik idividu dan individu, individu dan kelompok masyarakat, serta kelompok masarakat dan kelompok masyarakat yang lainnya.

2.      Ayat tentang toleransi
Terkait dengan toleransi, Allah SWT, menegaskan dalam firmannya sebagai berikut:

 Artinya: Dan di antara mereka ada orag-orang yang beriman kepadanya(Al-Quran). Dan diantaranya adapula orang-orang yang tidak beriman kepadanya, sedangkan Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kesukaran,” (QS.Yunus/10: 40)

Dan jika mereka tetap mendustakan (Muhammad), maka katakanlah bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan dan akupun tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan (QS. Yunus/10: 41)[3]
3.      Penerapan tawid pada surat Yunus ayat 40 dan 41
4.      Makna kandungan ayat pada surat Yunus ayat 40-41
Pada Q.S. Yusuf  ayat 40 Allah SWT menjelaskan bahwa setelah nabi muhammad SAW berdakwah ada orang yang beriman kepada Al-Quran dan megikutinya serta memperoleh manfaat dari risalahnya yang disampaikan, tapi ada juga yang tidak beriman dan mereka nanti dalam kekhafiran.[4]
Pada Q.S Yusuf ayat 41 Allah SWT memberikan penegasan kepada rasul-Nya, bahwa jika mereka mendustakanmu, katakanlah behwa bagiku pekerjaanku, dan bagi kalian pekerjaan kalian, kalian berlepas dari apa yang aku kerjakan dan aku berlepas dari apa yang kalian kerjakan. Maha adil dan tidak pernah dzalim, bahkan dia memberi kepada setiap menusia sesuai dengan apa yang diterimanya

Dari penjelasan ayat tersebut dapat disimpulkan :
a.       Umat manusia yang hidup setelah diutusnya nabi Muhammad Saw, terbagi menjadi dua golongan, ada umat yang beriman terhadap kebenaran karasulan dan kitab suci yang disampaikan dan ada pula golongan yang mendustakan kerasulan nabi Muhammad saw, dan tidak berima kepada Al-Qur’an.[5]
b.      Allah swt. Maha Mengetahui sikap dan perilaku orang-orang beriman yang selama hidup di dunia senantiasa bertaqwa kepadanya, begitu uga orang kafir yang tidak beriman kepada-Nya.
c.       Orang beriman harus tegas da berpendirian teguh atas keyakinannya ia tegar meskipun hidup di tengah-tengah orang yang berbeda keyakinan dengan dirinya.[6]

5.      Hadis tentang perluanya menghargai perbaedaan dan toleransi

Artinya: dari ibn umar ra sesungguhnya rasulullah saw bersabda : sebaik-baiknya sahabat di sisi allah adalah yang paling bak di antara mereka terhadap sesame saudaranya. Dan sebaik-baiknnya tetangga di sisi alal adalahyang paling baik diantara mereka terhadap tetangganya (HR Attirmidzy)[7]

B.     Menghidarkan diri dari tindakan kekerasan
Manusia dianugrahi oleh Allah swt, berupa nafsu. Dengan nafsu tersebut manusia dapat merasa benci dan cinta. Dengannya pula manusia bisa melakukan persahabatan an permusuhan. Dengannya pula manusia dapat mencapai kesempurnaan ataupun kesengsaraan. Hanya nafsu yang telah berhasil dijinakkan oleh akal saja yang mampu menghantarkan manusia kepada kesempurnaan. Namun sebaliknya, jika di luar kendali akal, niscaya akan menjerumuskan manusia ke dalam urang kesengsaraa dan kehinaan.
Permusuhan berasal dari rasa benci yang dimiliki oleh setiap manusia sebagaimana cinta, bencipun berasal dari nafsu yang harus bertumpu di atas pondasi akal. Permusuhan di antara manusia terkadang karena kedengkian pada hal-hal duniawi seperti pada kasus qabil dan habil ataupun kisah nabi yusuf dan saudara-saudaranya. Terkadang pula
permusuhan dikarenakan dasar ideologi dan keyakinan.[8]


1.      Ayat tentang islam melarang perilaku kekerasan terhadap siapa pun


Artinya: oleh karena itu kami tetapkan ( suatu hukum) bagi bani                 israil, bahwa barang siapa membunuh seseorang, bukan karea orag itu membunuh orang lain(qisas), atau karena berbuat kerusakan di muka bumi. Maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Dan barang siapa memelihara kehidupan seorang mausia, maka seakan-akan dia telah memlihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya rasul-rasul kami telah datang kepada mereka dengan(membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di muka bumi.(QS al-maidah/5:32)[9]



2.      Penerapan hukum bacaan atau tajwid pada QS al Maidah ayat 32


3.      Makna kandungan ayat pada surat al maidah ayat 32
Allah swt menjelaskan dalam ayat ini, bahwa setelah peristiwa pembunuhan qabil terhadap habil, Allah swt menetapkan suatu hukum bahwa membunuh seorang manusia, sama denga membunuh seluruh manusia. Begitu juga menyelamatkan kehidupan seorang manusia, sama dengan menyelamatkan seluruh manusia. Ayat ini menyinggung sebuah prinsip sosial dimana masyarakat bagaikan sebuah tubuh, sedangkan individu-individu masyarakat marupakan anggota tubuh tersebut. Apabila sebuah anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang  lainnya pun ikut merasakan sakit.
Begitu uga apabila seseorang berani tangannya dengan darah orang yang tidak berdosa, mak pada hakikatnya dia telah membunuh manusia-manusia yang tak berdosa. Dari segi sistem penciptaan manusia, terbunuhnya habil telah menyebabkan hancurnya generasi besar suatu masyarakat, yang bakal tampil dan lahir  di dunia ini. Al-quran  memberikan perhatian penuh terhadap perlindugan jiwa manusia da menganggap membunuh seorang manusia, sama dengan  membunuh semua masyarakat.[10]
Pengadilan di Negara-negara tertentu menjatuhkan hukjuman qisas, yaitu membunuh orang yang telah membunuh, di Indonesia juga dilakukan hukuman mati bagi para pembunuh.
 Dalam surat al maidah ayat 32 terdapat 3 pelajaran yang dapat dipetik.
a.       Nasib kehidupan manusia sepanjang sejarah memiliki kaitan dengan orang lain. Sejarah kemanusiaan merupakan mata rantai akan mengakibatkan musnahnya sejumlah besar umat manusia.[11]
b.      Nilai suatu pekerjaan berkaitan dengan tujaun mereka. Pembuunuhan seorang manusia dengan maksud jahat merupakan pemusnahan sebuah masyarakat , tetapi keputusan pengadilan untuk melakukn eksekusi terhadap seorang pembunuh dalam rangka qisas merupakan sumber kehidupan masyarakat
c.       Mereka yang memuliki pekerjaan berhubungan dengan penyelamatan jiwa manusia, seprti para dkter, perawat, polisi, harus mengeri nilai pekerjaan mereka. Menyembuhka atau menyelamatkan orang sakit darikematian bagaikan menyelamatan sebuah masyarakat dari kehancuran.[12]





KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan:

1.      Dalam bahasa arab toleransi diistilahkan dengan “tasammuh”  yang berarti sesuatu  atau membolehkan, mengizinkan, dan saling memudahkan. Toleransi pada dasarnya merupakan sikap lapang dada terhadap prinsip yang dipegang atau dianut orang lain, tanpa mengorbankan prinsip sendiri. Dalil mengenai toleransi terdapat pada surat Yunus ayat 40-41.
2.      Memghindari diri dari tindakan kekerasan merupakan sebagian dari masalah toleransi, dengan kita toleransi maka sebenarnya kita sudah menghindari diri dari kekerasan,selain itu tindakan menghindari diri dari kekerasan juga akan membuat kehudupan bermasyarakat menjaditentram dan harmonis.dalil mengenai perintah menjahui diri dari tindakan kekerasan terdapat pada suratal maidah ayat 32


DAFTAR PUSTAKA


 Ali, Muhammad Daud, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012
Kementrian Agama, Alquran Hadis Madrasah Tsanawiyah,(Jakarta:Kementrian Agama, 2014)
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Jakarta: Pusat Kurikulum Perbukuan, Balitbang, kemendikbud, 2014
Prahara, Erwin Yudi MateriPendidikan Agama Islam, Ponorogo: STAIN PO Press, 2009
Tim Guru PAI,  Quran Hadist Madrasah aliyah,(Surabaya,:Akik Pusaka,

Selasa, 27 Agustus 2019

Materi XI IPA 4 & XI IPS 1 Toleransi dan menghindari tindak kekerasan

TOLERANSI DAN MENGHINDARKAN DIRI DARI TINDAK KEKERASAN


A.    Makna toleransi

1.      Pengertian toleransi
Perkatatan toleransi berasal dari bahsa inggris, tolerance, menurut Webster new American dictionary arti tolerance adalah liberty to word the opinion of other, patience with other ang jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya adalah memberi kebebasan pendapat orang lain dan berlaku sabar dalam menghadapi orang lain.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia mengartikan toleransi itu sebagi sikap meneggang, dalam makna menghargai, membiarkan, membolahkan, pendirian, pendapat, kepercayaan, kelakan, yang lain dari yang dimiliki seseorang atau bertentangan dengan pendirian seseorang.[1]
 Dalam bahasa arab toleransi diistilahkan dengan “tasammuh”  yang berarti sesuatu  atau membolehkan, mengizinkan, dan saling memudahkan. Toleransi pada dasarnya merupakan sikap lapang dada terhadap prinsip yang dipegang atau dianut orang lain, tanpa mengorbankan prinsip sendiri.[2]
Toleransi sangat penting dalam kehidupan manusia, baik dalam berkata- kata maupun dalam bertingkah laku. Dalam hal ini, toleransi berarti menghormati dan belajar dengan orang lain,  menghargai perbedaan, menjembatani kesnjangan diantara kita sehingga tercapai kesamaan sikap. Toleransi juga merupakan awal dari sikap menerima bahwa perbedaan bukanlah suatu hal yang salah, justr perbedaan harus dimengerti sebagai kekayaan. Misalnya, perbedaan ras, suku, agama, adat istiadat, cara pandang, perilaku, pendapat. Dengan perbedaan tersebut, diharapkan manusia bisa mempunyai sikap toleransi terhadap segala perbedaan yang ada, dan berusaha hidup rukun, baik idividu dan individu, individu dan kelompok masyarakat, serta kelompok masarakat dan kelompok masyarakat yang lainnya.

2.      Ayat tentang toleransi
Terkait dengan toleransi, Allah SWT, menegaskan dalam firmannya sebagai berikut:

 Artinya: Dan di antara mereka ada orag-orang yang beriman kepadanya(Al-Quran). Dan diantaranya adapula orang-orang yang tidak beriman kepadanya, sedangkan Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kesukaran,” (QS.Yunus/10: 40)

Dan jika mereka tetap mendustakan (Muhammad), maka katakanlah bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan dan akupun tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan (QS. Yunus/10: 41)[3]
3.      Penerapan tawid pada surat Yunus ayat 40 dan 41
4.      Makna kandungan ayat pada surat Yunus ayat 40-41
Pada Q.S. Yusuf  ayat 40 Allah SWT menjelaskan bahwa setelah nabi muhammad SAW berdakwah ada orang yang beriman kepada Al-Quran dan megikutinya serta memperoleh manfaat dari risalahnya yang disampaikan, tapi ada juga yang tidak beriman dan mereka nanti dalam kekhafiran.[4]
Pada Q.S Yusuf ayat 41 Allah SWT memberikan penegasan kepada rasul-Nya, bahwa jika mereka mendustakanmu, katakanlah behwa bagiku pekerjaanku, dan bagi kalian pekerjaan kalian, kalian berlepas dari apa yang aku kerjakan dan aku berlepas dari apa yang kalian kerjakan. Maha adil dan tidak pernah dzalim, bahkan dia memberi kepada setiap menusia sesuai dengan apa yang diterimanya

Dari penjelasan ayat tersebut dapat disimpulkan :
a.       Umat manusia yang hidup setelah diutusnya nabi Muhammad Saw, terbagi menjadi dua golongan, ada umat yang beriman terhadap kebenaran karasulan dan kitab suci yang disampaikan dan ada pula golongan yang mendustakan kerasulan nabi Muhammad saw, dan tidak berima kepada Al-Qur’an.[5]
b.      Allah swt. Maha Mengetahui sikap dan perilaku orang-orang beriman yang selama hidup di dunia senantiasa bertaqwa kepadanya, begitu uga orang kafir yang tidak beriman kepada-Nya.
c.       Orang beriman harus tegas da berpendirian teguh atas keyakinannya ia tegar meskipun hidup di tengah-tengah orang yang berbeda keyakinan dengan dirinya.[6]

5.      Hadis tentang perluanya menghargai perbaedaan dan toleransi

Artinya: dari ibn umar ra sesungguhnya rasulullah saw bersabda : sebaik-baiknya sahabat di sisi allah adalah yang paling bak di antara mereka terhadap sesame saudaranya. Dan sebaik-baiknnya tetangga di sisi alal adalahyang paling baik diantara mereka terhadap tetangganya (HR Attirmidzy)[7]

B.     Menghidarkan diri dari tindakan kekerasan
Manusia dianugrahi oleh Allah swt, berupa nafsu. Dengan nafsu tersebut manusia dapat merasa benci dan cinta. Dengannya pula manusia bisa melakukan persahabatan an permusuhan. Dengannya pula manusia dapat mencapai kesempurnaan ataupun kesengsaraan. Hanya nafsu yang telah berhasil dijinakkan oleh akal saja yang mampu menghantarkan manusia kepada kesempurnaan. Namun sebaliknya, jika di luar kendali akal, niscaya akan menjerumuskan manusia ke dalam urang kesengsaraa dan kehinaan.
Permusuhan berasal dari rasa benci yang dimiliki oleh setiap manusia sebagaimana cinta, bencipun berasal dari nafsu yang harus bertumpu di atas pondasi akal. Permusuhan di antara manusia terkadang karena kedengkian pada hal-hal duniawi seperti pada kasus qabil dan habil ataupun kisah nabi yusuf dan saudara-saudaranya. Terkadang pula
permusuhan dikarenakan dasar ideologi dan keyakinan.[8]


1.      Ayat tentang islam melarang perilaku kekerasan terhadap siapa pun


Artinya: oleh karena itu kami tetapkan ( suatu hukum) bagi bani                 israil, bahwa barang siapa membunuh seseorang, bukan karea orag itu membunuh orang lain(qisas), atau karena berbuat kerusakan di muka bumi. Maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Dan barang siapa memelihara kehidupan seorang mausia, maka seakan-akan dia telah memlihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya rasul-rasul kami telah datang kepada mereka dengan(membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di muka bumi.(QS al-maidah/5:32)[9]



2.      Penerapan hukum bacaan atau tajwid pada QS al Maidah ayat 32


3.      Makna kandungan ayat pada surat al maidah ayat 32
Allah swt menjelaskan dalam ayat ini, bahwa setelah peristiwa pembunuhan qabil terhadap habil, Allah swt menetapkan suatu hukum bahwa membunuh seorang manusia, sama denga membunuh seluruh manusia. Begitu juga menyelamatkan kehidupan seorang manusia, sama dengan menyelamatkan seluruh manusia. Ayat ini menyinggung sebuah prinsip sosial dimana masyarakat bagaikan sebuah tubuh, sedangkan individu-individu masyarakat marupakan anggota tubuh tersebut. Apabila sebuah anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang  lainnya pun ikut merasakan sakit.
Begitu uga apabila seseorang berani tangannya dengan darah orang yang tidak berdosa, mak pada hakikatnya dia telah membunuh manusia-manusia yang tak berdosa. Dari segi sistem penciptaan manusia, terbunuhnya habil telah menyebabkan hancurnya generasi besar suatu masyarakat, yang bakal tampil dan lahir  di dunia ini. Al-quran  memberikan perhatian penuh terhadap perlindugan jiwa manusia da menganggap membunuh seorang manusia, sama dengan  membunuh semua masyarakat.[10]
Pengadilan di Negara-negara tertentu menjatuhkan hukjuman qisas, yaitu membunuh orang yang telah membunuh, di Indonesia juga dilakukan hukuman mati bagi para pembunuh.
 Dalam surat al maidah ayat 32 terdapat 3 pelajaran yang dapat dipetik.
a.       Nasib kehidupan manusia sepanjang sejarah memiliki kaitan dengan orang lain. Sejarah kemanusiaan merupakan mata rantai akan mengakibatkan musnahnya sejumlah besar umat manusia.[11]
b.      Nilai suatu pekerjaan berkaitan dengan tujaun mereka. Pembuunuhan seorang manusia dengan maksud jahat merupakan pemusnahan sebuah masyarakat , tetapi keputusan pengadilan untuk melakukn eksekusi terhadap seorang pembunuh dalam rangka qisas merupakan sumber kehidupan masyarakat
c.       Mereka yang memuliki pekerjaan berhubungan dengan penyelamatan jiwa manusia, seprti para dkter, perawat, polisi, harus mengeri nilai pekerjaan mereka. Menyembuhka atau menyelamatkan orang sakit darikematian bagaikan menyelamatan sebuah masyarakat dari kehancuran.[12]





KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan:

1.      Dalam bahasa arab toleransi diistilahkan dengan “tasammuh”  yang berarti sesuatu  atau membolehkan, mengizinkan, dan saling memudahkan. Toleransi pada dasarnya merupakan sikap lapang dada terhadap prinsip yang dipegang atau dianut orang lain, tanpa mengorbankan prinsip sendiri. Dalil mengenai toleransi terdapat pada surat Yunus ayat 40-41.
2.      Memghindari diri dari tindakan kekerasan merupakan sebagian dari masalah toleransi, dengan kita toleransi maka sebenarnya kita sudah menghindari diri dari kekerasan,selain itu tindakan menghindari diri dari kekerasan juga akan membuat kehudupan bermasyarakat menjaditentram dan harmonis.dalil mengenai perintah menjahui diri dari tindakan kekerasan terdapat pada suratal maidah ayat 32


DAFTAR PUSTAKA


 Ali, Muhammad Daud, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012
Kementrian Agama, Alquran Hadis Madrasah Tsanawiyah,(Jakarta:Kementrian Agama, 2014)
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Jakarta: Pusat Kurikulum Perbukuan, Balitbang, kemendikbud, 2014
Prahara, Erwin Yudi MateriPendidikan Agama Islam, Ponorogo: STAIN PO Press, 2009
Tim Guru PAI,  Quran Hadist Madrasah aliyah,(Surabaya,:Akik Pusaka,