Selasa, 18 Agustus 2020

Materi PAI XII IPA/IPS Saling menasehati dan berbuat baik


A.      Pengertian Ihsan
Ihsan berasal dari bahasa Arab yaitu ahsan - yuhsinu - ihsanan yang artinya kebaikan atau berbuat baik. Menurut istilah, ihsan ialah berbakti dan mengabdikan diri kepada Allah SWT atas dasar kesadaran dan keikhlasan. Pelakunya disebut Muhsin.
Ihsan atau kebaikan tertinggi adalah seperti disabdakan Rasulullah Saw: "Ihsan hendaknya kamu beribadah kepada Allah seolah-olah kamu melihat-Nya, dan jika kamu tidak dapat melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihat kamu.” (HR. Bukhari).

B.      Ayat dan Hadis tentang Ihsan
       Dalam Shahih Muslim dari Umar bin Khattab dan dua riwayat dari Abu Hurairah pada Shahihain:
Dari Abu Hurairah, ia berkata: "Pada suatu hari, rasulullah S.A.W muncul di antara kaum muslimin. Lalu datang seseorang dan berkata: 'Wahai rasulullah, apakah Iman itu?' Rasulullah S.A.W bersabda: 'Yaitu engkau beriman kepada Allah, kepada malaikat-Nya, kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, para utusan-Nya, dan beriman kepada Hari Kebangkitan akhir'.
Orang itu bertanya lagi: 'Wahai rasulullah, apakah Islam itu?' Rasulullah S.A.W bersabda: 'Islam, yaitu engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun, mendirikan salat fardhu, memberikan zakat wajib dan berpuasa di bulan Ramadhan'.
Orang itu kembali bertanya: 'Wahai rasulullah, apakah Ihsan itu?' Rasulullah S.A.W bersabda: 'Yaitu engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak mampu melihat-Nya, maka ketahuilah bahwa Dia selalu melihatmu'.
Orang itu bertanya lagi: 'Wahai rasulullah, kapankah Hari Kiamat itu?' Rasulullah S.A.W bersabda: 'Orang yang ditanya tidak lebih tahu daripada yang menanya. Apabila ada budak perempuan melahirkan majikannya, maka itulah satu di antara tandanya. Apabila ada orang yang semula miskin menjadi pimpinan manusia, maka itu termasuk di antara tandanya. Apabila orang-orang yang tadinya menggembalakan ternak saling berlomba memperindah bangunan, maka itu termasuk di antara tandanya. Ada lima hal yang hanya diketahui oleh Allah'.
Kemudian rasulullah S.A.W membaca surat Luqman ayat 34: "Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya saja lah pengetahuan tentang Hari Kiamat dan Dia lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada di dalam rahim, dan tiada seorang pun dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok, dan tiada seorang pun dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal".
Kemudian orang itu berlalu. Lalu rasulullah S.A.W bersabda: 'Panggillah orang itu kembali!'. Para sahabat beranjak hendak memanggilnya, tetapi mereka tidak melihat sesuatu pun. Maka rasulullah S.A.W bersabda: 'Itu tadi adalah Jibril, yang datang untuk mengajarkan kepada manusia tentang agama mereka'.

Surah Luqman ayat 13 dan 14
         13. wa-idz qaala luqmaanu liibnihi wahuwa ya’izhuhu yaa bunayya laa tusyrik biallaahi inna alsysyirka lazhulmun ‘azhiimun
14. wawashshaynaa al-insaana biwaalidayhi hamalat-hu ummuhu wahnan ‘alaa wahnin wafishaaluhu fii ‘aamayni ani usykur lii waliwaalidayka ilayya almashiiru


Terjemahan (artinya)
       13. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
      14. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
    Kandungan:
a.       Larangan menyekutukan Allah Ta’ala
b.        Larangan berbuat Syirik
c.        Kewajiban berbakti kepada ibu dan bapak
d.       Menjalin hubungan baik dengan sesama manusia
e.         Bersyukur kepada Allah SWT dan kedua orang tua
       Surah Al Baqarah Ayat  83
        Wa iż akhażnā mīṡāqa banī isrā`īla lā ta'budụna illallāha wa bil-wālidaini iḥsānaw wa żil-qurbā wal-yatāmā wal-masākīni wa qụlụ lin-nāsi ḥusnaw wa aqīmuṣ-ṣalāta wa ātuz-zakāh, ṡumma tawallaitum illā qalīlam mingkum wa antum mu'riḍụn
        Terjemah Arti
Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.
Kandungan:
a.       Bersikap jujur dalam bertutur kata dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari kepada siapapun
b.        Tidak berbohong dan berkhianat ketika mendapatkan kepercayaan
c.        Memperbaiki diri sendiri sebelum menasehati orang lain
d.        Senantiasa memberikan nasihat kebaikan kepada orang lain
e.         Tidak membedakan dalam bersikap terhadap sesama manusia
f.        Mencegah kemungkaran yang dilihatnya dan berusaha untuk memperbaikinya agar pelakunya meninggalkan kemungkaran tersebut.
g.         Mengajak kepada kebaikan atau menunjukkan kebaikan orang lain dan memberikannya semangat untuk berbuat kebaikan.

Macam – Macam Ihsan

A.      Ihsan kepada Allah

 Ihsan di dalam beribadah kepada Al-khaliq memiliki dua tingkatan:
§  Kamu beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, ini adalah ibadah dari seseorang yang mengharapkan rahmat dan ampunan-Nya. Nama lain dari perbuatan ini disebut Maqam al-Musyahadah (مقام المشاهدة). Dan keadaan ini merupakan tingkatan ihsan yang paling tinggi, karena dia berangkat dari sikap membutuhkan, harapan dan kerinduan. Dia menuju dan berupaya mendekatkan diri kepada-Nya. Sikap seperti ini membuat hatinya terang-benderang dengan cahaya iman dan merefleksikan pengetahuan hati menjadi ilmu pengetahuan, sehingga yang abstrak menjadi nyata.
§  Jika kamu tidak mampu beribadah seakan-akan kamu melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu, dan ini ibadah dari seseorang yang lari dari adzab dan siksanya. Dan hal ini lebih rendah tingkatannya daripada tingkatan yang pertama, karena sikap ihsannya didorong dari rasa diawasi, takut akan hukuman. Sehingga, dari sini, ulama salaf berpendapat bahwa, "Barangsiaa yang beramal atas dasar melihat Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka dia seorang yang arif, sedang siapapun yang bermal karena merasa diawasi Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka dia seorang yang ikhlas (mukhlis)."
§  Maka suatu ibadah dibangun atas dua hal ini, puncak kecintaan dan kerendahan, maka pelakunya akan menjadi orang yang ikhlas kepada Allah. Dengan ibadah yang seperti itu seseorang tidak akan bermaksud supaya di lihat orang (riya'), di dengar orang (sum'ah) maupun menginginkan pujian dari orang atas ibadahnya tersebut. Tidak peduli ibadahnya itu tampak oleh orang maupun tidak diketahui orang, sama saja kualitas kebagusan ibadahnya. Muhsinin (seseorang yang berbuat ihsan) akan selalu membaguskan ibadahnya disetiap keadaan.

B.      Ihsan kepada makhluk ciptaan Allah

Berbuat ihsan kepada makhluk ciptaan Allah dalam empat hal, yaitu:
·         Harta
Yaitu dengan cara berinfak, bersedekah dan mengeluarkan zakat. Jenis perbuatan ihsan dengan harta yang paling mulia adalah mengeluarkan zakat karena dia termasuk di dalam Rukun Islam. Kemudian juga nafkah yang wajib diberikan kepada orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya seperti istri, anak, orang-tua, dll. Kemudian sedekah bagi orang miskin dan orang yang membutuhkan lainnya.
·         Kedudukan
Manusia itu bertingkat-tingkat jabatannya. Sehingga apabila dia memiliki kedudukan yang berwenang maka digunakannya untuk membantu orang lain dalam hal menolak bahaya ataupun memberikan manfaat kepada orang lain dengan kekusaannya tersebut.
·         Ilmu
Yakni memberikan ilmu bermanfaat yang diketahuinya kepada orang lain, dengan cara mengajarkannya.
·         Badan
Yakni menolong seseorang dengan tenaganya. membawakan barang-barang orang yang keberatan, mengantarkan orang untuk menunjukan jalan, dan ini termasuk bentuk sedekah dan bentuk ihsan kepada makhluk Tuhan.

Hikmah sikap Ihsan dalam kehidupan sehari-hari
a.       Nasihat dari orang lain merupakan kontrol untuk melakukan introspeksi (muhasabah)
b.       .Mengingatkan diri sendiri untuk konsekuen (jika kita sebagai pemberi nasihat).
c.        Selalu menjaga kebersihan hati dan pikiran dari niat dan rencana kotor/tercela.
d.       Terjalinnya persatuan dan persaudaraan antara pemerintah dan semua lapisan masyarakat.
e.        .Terjaganya lingkungan dari kemaksiatan dan penyakit sosial.
f.        Terciptanya keadilan, keamanan, ketentraman, dan kedamaian dalam masyarakat.
g.        Mendapat balasan kebaikan dari Allah Swt., didunia dan akhirat.
h.        Arti Surah Ali Imran
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”(QS. 3:110)
i. Mengamalkan sabda Rasulullah sallallahu ‘alaihi wassalam bahwa agama ini adalah nasihat sehingga kita senantiasa saling menasehati sesama muslim.
       J.  Mendapatkan pahala dari Allah Ta’ala karena mampu berbagi kebaikan kepada orang lain
          k.Mampu mengontrol diri dan menahan emosi karena selalu mendapatkan nasihat dari orang lain.
          l.Mempunyai banyak teman dan disukai orang lain karena kebaikan yang kita lakukan terhadap mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar